BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara
unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem
merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di
bumi ada bermacam-macam ekosistem. Salah satunya adalah ekosistem air laut.. Dan dalam makalah ini, kami akan cantumkan
tentang ekosistem air laut. Ekosistem
air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air
laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi. Ekosistem ini biasa
juga disebut dengan Ekosistem Bahari Ekosistem air laut seperti halnya
ekosistem air tawar, pada ekosistem air laut merupakan media internal dan
eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya. Air merupakan zat yang
mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus juga merupakan bagian
penyusun atau pembentuk tubuh tumbuh-tumbuhan dan binatang bianatang laut (Dr. Abdul Razak, M.Si, dan DR. H.
Armin Arief, M.PH,2006:65)
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah yang kami susun ini, dengan judul “Ekosistem
Air Laut” ada beberapa yang menjadi rumusan masalah diantaranya:
1. Apa pengertian ekosistem air laut ?
2. Bagaimana ciri-ciri ekosistem air
laut ?
3. Mendeskripsikan pembagian ekosistem
air laut ?
C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah maka tentulah memiliki suatu tujuan.
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pengertian
ekosistem air laut
2. Untuk mengetahui ciri-ciri ekosistem
air laut
3. Untuk mengetahui pembagian ekosistem
air laut
D. Manfaat Penulisan
Ketika kita menulis makalah maka tentu ada manfaat yang
dapat kita ambil, baik dari penyusun sendiri maupun bagi para pembaca. Adapun
beberapa manfaat yang dapat ambil yaitu dapat mengetahui ilmu tentang ekosistem
air laut, baik dari pengertiann, cici-cirinya, pembagiannya, maupun manfaat
dari ekosistem air laut itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini.
Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ),
karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian
orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan revolusi biru. Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem
perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang
surut. Seperti halnya
ekosistem air tawar, pada ekosistem air laut merupakanmedia internal dan
eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya. Air merupakan zat yang
mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus jugamerupakan bagian
penyusun atau pembentuk tuibuh tumbuh-tumbuhan dan binatang bianatang
laut.
B.
Ciri-Ciri Ekosistem Air Laut
Dari pengertian tentang ekosistem air laut yang
telah dijelaskan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa ekosistem air laut
memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :
5.
Memiliki kadar
mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut
bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di
laut beriklim dingin).
6.
Ekosistem air
laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
C. Pembagian
Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut,
pantai, estuari, dan terumbu karang.
1. Lautan/laut
Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah
kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan
membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang
menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan
berasa asin. Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang
lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami
kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi,
seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan
osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:
a) hanyak minum
b) air masuk ke jaringan secara osmosis melalui
usus
c) sedikit mengeluarkan urine
d) pengeluaran air terjadi secara osmosis
e) garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui
insang
Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat
bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas
laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya
yaitu :
a) Tempat rekreasi dan hiburan.
b) Tempat hidup sumber makanan kita.
c) Pembangkit listrik
d) Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput
laun, dll.
e) Tempat barang tambang berada.
f) Salah satu sumber air minum (desalinasi).
g) Sebagai jalur transportasi air.
h) Sebagai tempat cadangan air bumi.
i) Sebagai objek
riset penelitian dan pendidikan.
Di permukaan bumi terdapat berbagai macam jenis
laut, jenis laut dapat dibedakan berdasarkan proses terjadinya, letaknya dan
kedalamannya.
a. Berdasarkan
proses terjadinya perairan laut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Laut Ingresi, terjadi karena dasar laut
mengalami penurunan. Kedalaman laut ingresi pada umumnya lebih dari 200 meter.
Contoh laut ingresi adalah Laut Maluku dan Laut Sulawesi.
2. Laut Transgresi, terjadi karena permukaan air
laut bertambah tinggi. Laut transgresi umumnya terdiri dari laut dangkal yang
kedalamannya kurang dari 200 meter. Contoh laut transgresi adalah Laut Jawa,
Laut Cina Selatan dan Laut Arafura.
3. Laut Regresi, terjadi karena laut mengalami
penyempitan akibat adanya proses sedimentasi lumpur yang dibawa oleh sungai.
b. Berdasarkan
letaknya, perairan laut terdiri dari :
1. Laut Tepi, yaitu laut yang terdapat di tepi
benua. Contohnya Laut Jepang, Laut Cina Selatan dan Laut Arab.
2. Laut Tengah, yaitu laut yang terletak di antara
dua benua. Contohnya Laut Tengah, laut-laut yang ada di wilayah Indonesia.
3. Laut Pedalaman, yaitu laut terletak di
tengah-tengah benua dan hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya
Laut Hitam dan Laut Baltik
c. Berdasarkan
kedalamannya, wilayah perairan laut terdiri dari empat zona, yaitu :
1. Zona Litoral, yaitu wilayah antara garis pasang
dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut
surut dan tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya
terdapat di daerah yang pantainya landai.
2. Zona Neritik, adalah daerah dasar laut yang
mempunyai kedalaman rata-rata kurang dari 200 meter. Contohnya wilayah perairan
laut dangkal di Paparan Sunda dan Paparan Sahul di wilayah perairan Indonesia.
Seperti Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut Arafuru.
3. Zona Batial, adalah wilayah perairan laut yang
memiliki kedalaman antara 200 meter – 1.800 meter.
4. Zona Abisal, adalah wilayah perairan laut yang
memiliki kedalaman lebih dari 1.800 meter. Contohnya Palung Laut Banda
(7.440meter) dan Palung Laut Mindanao (10.830 meter).
Di Indonesia memiliki wilayah perairan laut
yang sangat luas dan kurang terjaga sehingga mudah mendatangkan ancaman
sengketa batas wilayah dengan negara tetangga. Adapun wilayah perairan
laut Indonesia antara lain :
1. Landas Kontinen, yaitu bagian laut yang
kedalamannya mencapai 200 meter. Pada wilayah ini suatu negara berhak untuk
memanfaatkan sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya. Penentuan landas
kontinen didasarkan atas wilayah perairan Indonesia dan dikuatkan oleh
perjanjian dengan negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia, seperti
Malaysia, Thailand, Australia, Singapura dan India.
2. Laut Teritorial, yaitu wilayah laut suatu
negara sejauh 12 mil dari garis dasar lurus. Garis dasar lurus adalah garis
yang ditarik dari titik-titik terluar suatu pulau pada saat air laut surut.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah
laut suatu negara yang diukur sejauh 200 mil (± 320 Km) dari garis dasar
wilayah laut.
2. Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan
ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi
oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki
adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Adapun
pembagian daerah pantai terbagi atas 3, yaitu :
1.
Daerah paling
atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting
dan burung pantai.
2.
Daerah tengah
pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
3.
Daerah pantai
terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam
invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari
daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut :
a.
Formasi pes
caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak
tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan
lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan
Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum
(bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
b.
Formasi
baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia,
termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan
bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di
daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen,
akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang
termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan
Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh
adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya
sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal
yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari
daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian
dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara
lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara
lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa
invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin
atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat
mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4. Terumbu Karang
a. Pengertian terumbu karang
Terumbu karang adalah
sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum
Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia
(atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi. Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang
mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas
dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang
disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta
dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat bagi
berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui. Terumbu karang secara umum
dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium
karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi
terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh
komunitas koral.
b.
Habitat terumbu karang
Terumbu karang pada
umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang
dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan
tidak membentuk karang.
Ekosistem terumbu karang
sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan
lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan
perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis
di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan
kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata
suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu
normal.
c.
Kondisi optimum
terumbu karang
Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang
membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat
sekitar di atas 20oC. Terumbu karang juga memilih hidup pada
lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh
pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang.
Beberapa terumbu karang
membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada bagian atas
terumbu karang dapat menangkap makanan yang terbawa arus laut dan juga
melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh spesies
laut lainnya.[1] Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang
efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien
(oligotrofik).
d.
Manfaat terumbu karang
Terumbu karang mengandung
berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat
diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah :
1.
sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu,
ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
3.
penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di
dalamnya.
4. Penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber
keanekaragaman hayati.
e.
Klasifikasi
terumbu karang
1.
Berdasarkan kemampuan
memproduksi kapur
a.
Karang hermatifik adalah karang yang dapat
membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya
hanya ditemukan di daerah tropis.
b.
Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae uniseluler (Dinoflagellata
unisuler), seperti Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di
jaringan-jaringan polip binatang karang dan melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik
melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang
menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini
adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri
ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.
c.
Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah
pertumbuhannya selalu bersifat Fototropik positif. Umumnya jenis
karang ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi
cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut. Disamping itu untuk hidup
binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-32 °C.
d.
Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu
dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia.
2.
Berdasarkan letaknya
a.
Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis
terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai
yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas
pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman
40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam
proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan
adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau.
Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
b. Terumbu karang penghalang.
Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu
karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu
karang ini terletak sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh
perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air)
atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang
penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan
pulau karang yang terputus-putus. Contoh : Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
c. Terumbu karang cincin atau attols merupakan
terumbu karang yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai
pulau. Atol banyak ditemukan pada
daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau
vulkanik yang tenggelam sehingga
tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
d. Terumbu karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang
disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah
ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu
pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal
atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)
f.
Kerusakan terumbu karang
Indonesia merupakan negara
yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia. Luas terumbu karang di
Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Hal tersebut
membuat Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia.
Dewasa ini, kerusakan terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara
pesat. Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan
ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi
oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and
Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya
sistem penanganannya.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang :
2.
Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan
saja dapat membunuh terumbu karang
3.
Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
4.
Penggunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian
tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya
akan terbuang ke laut juga.
5.
Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang
berada di bawahnya.
7.
Penambangan
11.
Penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini.
Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya
sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang
berkaitan dengan revolusi biru.
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut,
pantai, estuari, dan terumbu karang. Laut adalah merupakan air yang menutupi
permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin.
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut. Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa
garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke
laut. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai
materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.